BAB IX : JFET-Fixed-Bias




1. JFET-Fixed-Bias

1.1 Tujuan dan Fungsi

untuk memilih tegangan gate-source yang sesuai, guna menghasilkan nilai arus drain yang diinginkan, sehingga sesuai dengan titik kerjanya.

1.2 Karakteristik dan Prinsip Kerja

 

a. n-channel JFET             b. p-channel JFET

Untuk n-channel JFET раdа Gаmbаr (а), аruѕ IS dіhаѕіlkаn оlеh tegangan drор раdа RS dan membuat kaki ѕоurсе positip terhadap ground. Karena Is = Id dan Vg = 0, maka Vs = Id Rs. Sedangkan tegangan gate-source adalah: 

Vgs =Vg −Vg = 0 − Ig Rs atau Vgs = −Id Rs   

Untuk p-channel JFET pada Gambar (b), arus yang melalui Rs dihasilkan oleh tegangan negatif pada kaki source, sehingga
Vgs = +Id Rs -----------------------------------------------------------------------------------------  (2)

Dari uraian diatas, pada dasarnya analisa dari n_channel dan p-channel adalah sama, bedanya hanya polaritas tegangannya berlawanan. Tegangan drain terhadap ground dapat ditentukan sebagai berikut: 

Vd=Vdd − Id Rd  -----------------------------------------------------------------------------------  (3)

Karena Vs = Id Rs, maka tegangan drain-souce adalah: 

Vds =Vd −Vs =Vdd − Id(Rd + Rs) 


1.3 Bentuk Komponen

 1.     JFET Amp MPF102

Sebagai sakelar atau penguat

2.     Resistor

Sebagai hambatan bagi arus

Mencari Nilai Resistor dengan Kode Warna

1.     Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
2.     Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
3.     Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.




3.     Kapasitor









Sebagai penyimpan energi dari arus listrik.

Mencari kapasitansi kapasitor berdasarkan kode:

Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke dalam nilai kapasitansi kapasitor yang sebenarnya.
Contoh:

Untuk membaca nilai kode untuk kapasitor dengan kode 123K. Cara menghitung nilai kapasitor berdasarkan kode tersebut adalah sebagai berikut :
Kode : 123K
Nilai Kapasitor = 12 x 103
Nilai Kapasitor = 12 x 1000
Nilai Kapasitor = 12.000pF atau 47nF atau 0,047µF                                                                    
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G= 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%
Maka 123K memiliki toleransi 1.230 pF

4.     AC Regulator















Sebagai sumber tegangan AC

4.     Baterai












Sebagai sumber tegangan DC



1.4 Dasar Teori

Konfigurasi Fixed-Bias JFET pada gambar di bawah merangkup kapasitor C1 dan C2 yang mengisolasi rangkaian bias DC dari pemakaian sinyal dan beban; rangkaian bertindak seperti rangkaian hubung singkat untuk analisa AC.
Kedua kapasitor memiliki ekivalen hubung singkat karena reaktansi XC=1/(2ΠƒC) cukup kecil dibandingkan dengan tingkat impedansi lain, dan baterai dc VGG dan VDD diatur ke nol volt dengan ekivalen hubung singkat.


Perhatikan polaritas Vgs yang ditentukan, yang menentukan arah gmVgs. Jika Vgs negatif, arah sumber arus berbalik. Sinyal yang diterapkan diwakili oleh Vi dan sinyal output di RD oleh Vo.
Rumusan diatas diperoleh karena kesetaraan sirkuit-terbuka pada terminal input JFET.
Zo: Mengatur Vi = 0 V seperti yang dipersyaratkan oleh definisi Zo akan menetapkan Vgs sebagai 0 V juga. Hasilnya adalah gmVgs = 0 mA, dan sumber saat ini dapat diganti dengan ekivalen rangkaian terbuka. Impedansi keluarannya menjadi:
Jika resistansi rd cukup besar (setidaknya 10:1) dibandingkan dengan RD, maka didapatkan

Av: untuk mengatasi Vo pada Gambar 9.12, maka kita temukan
Hubungan Fase: Tanda negatif dalam persamaan yang dihasilkan untuk Av jelas mengubah pergeseran fasa 180 ° antara tegangan input dan output.


1.5 Soal

Konfigurasi fixed-bias pada Contoh 6.1 memiliki titik operasi yang ditentukan oleh VGSQ = -2 V dan IDQ = 5.625 mA, dengan IDSS = 10 mA dan VP = 8 V. Jaringan digambar ulang seperti Gambar 9.14 dengan sinyal yang diterapkan Vi. Nilai yos diberikan sebagai 40 µS.
(a) Tentukan gm.
(b) Temukan rd.
(c) Tentukan Zi.
(D) Hitung Zo.
(E) Tentukan tegangan Av.
(F) Tentukan Av mengabaikan efek rd.


Seperti yang ditunjukkan pada bagian (f), rasio 25 kΩ 2 kΩ 12,5:1 antara rd dan RD menghasilkan perbedaan 8%.

2. Simulasi Rangkaian

2.1 Gambar

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2.2. Video


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

3. Download

Rangkaian 1           : [unduh]
Rangkaian 2           : [unduh]
Rangkaian 3           : [unduh]
Rangkaian 4           : [unduh]
Rangkaian 5           : [unduh]
Video 1                   : [unduh]
Video 2                   : [unduh]
Video 3                   : [unduh]
Video 4                   : [unduh]
Video 5                   : [unduh]
Data Sheet              : [unduh]
File                         : [unduh]

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Popular Posts